Beritasenator.com. Sudah menjadi hal lumrah bagi fiilm Indonesia untuk mencari tanggal tayang yang pas di bioskop seluruh Indonesia. Biasanya para produser akan mencari tahu pada tanggal tersebut siapa lawan tayangnya.
Sehingga timbul pertanyaan,"Sudahkah bioskop di Indonesia menjadi tuan rumah bagi perfilman Indonesia?"
Baca Juga: Polda Lampung Memburu 2 Pelaku Perampokan di Bandar Lampung Yang Terekam CCTV
Pertanyaan dari peserta diskusi terlontas saat diselenggarakannya diskusi film yang mengusung tema Film Horor Naik Kelas, dari Grade B ke Genre Bergengsi. Acara tersebut digelar oleh Forum Wartawan Hiburan (FORWAN) berkat dukungan dari Direktorat Perfilman Musik dan Media Baru, Kemendikbud Dikti.
Joko Anwar selaku sutradara box office film Indonesia justru bertanya balik. "Apakah perlu pertanyaan tersebut?" Menurutnya tidak perlu adanya perlakukan khusus seperti membuat bioskop khusus Indonesia tapi kalau ada yang berminat boleh saja.
"Saya sebagai sutradara justru tertantang dalam rebutan layar bioskop dengan film lain. Terutama film barat. Semakin film Indonesia bisa merebut banyak layar bioskop. Itu menandakan film Indonesia menjadi tuan rumahnya,"ujar Joko Anwar
Joko Anwar menceritakan bahwa membuat film horor tidak mudah. Karena semua elemennya harus presisi. Ada banyak pengulangan adegan, namun sineas selalau ditantang menyajikannnya secara berbeda. Sehingga penonton selalu merasa mendapatkan hal yang baru.
Baca Juga: SPAM Banjarbakula Di Banjarbaru Diresmikan Presiden Joko Widodo
Selaku sutradara Joko Anwar menyatakan, budaya Nusantara yang dekat dengan dunia mistis memiliki 42 jenis hantu yang bisa dieksplorasi sebagai film. “Bandingkan dengan Barat yang hanya menghadirkan tiga jenis, drakula, monster dan zombie, “ katanya.
Di daerah film Barat banyak yang tak laku, justru film lokal laris. “Di Cilacap, tempat bioskop saya, kabar Luna Maya didandanin jadi Suzzana sudah ditunggutunggu dan ditanya tanya kapan mainnya. Dan benar, 80% yang nonton ibu ibu, “ katanya.

Aktor dan sutradara Slamet Rahardjo yang memberikan apresiasi atas karya yang dibuat Joko Anwar, dia mengakui bahwa penggarapan film horor memerlukan kesungguhan dan ketelitian. Di melihat dari proses itu pada diri Joko Anwar, dan mengingatkan pada bagaimana Teguh Karya, guru aktingnya, menyutradarai film-filmnya.

Dalam sejarah perfilman nasional, almarhum Teguh Karya (1937-2021) dikenal sebagai sineas yang cermat, artistik dan teliti. “Joko Anwar adalah Teguh Karya di hari ini, “ katanya.