Beritasenator.com -- Tari saman sendiri berasal dari Aceh yang kemudian akan dibawa langsung oleh suku Gayo sebagai suku tertua di wilayah Aceh.
Sebagian besar suku ini kemudian menempati wilayah Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Kabupaten Gayo Lues) saat merayakan peristiwa-peristiwa penting terkait berbagai adat setempat.
Syair yang mengiringi tarian ini juga diisi dengan menggunakan bahasa Gayo.
Tari Saman juga merupakan pengembangan dari permainan rakyat, Tepuk Abe kian diminati masyarakat Aceh pada saat itu.
Kondisi ini jugalah yang membuat Syekh Saman terinspirasi untuk mengembangkan tari Tepuk Abe dengan menyisipkan berbagai syair-syair berisi pujian kepada Allah SWT.
Tarian ini juga kemudian menjadi salah satu media dakwah pada saat itu.
Dengan perkembangan zaman, tarian ini akhirnya dilakukan juga oleh banyak penari perempuan.
Tari saman ini juga kemudian membawa beberapa nilai. Mulai dari nilai keagamaan, nilai pendidikan, nilai keagamaan, nilai sopan santun, nilai kepahlawanan, nilai kekompakan, dan nilai kebersamaan.
Tari Saman juga memiliki keunikan tersendiri, yaitu dengan bergerak secara seragam mengikuti irama harmoni musik.
Gerakannya yang sangat sinkron, harmonis, selaras dengan dinamika lagu.
Penarinya akan serempak bertepuk tangan, menepuk dada, paha, dan tanah, menjentikkan jari, serta mengayunkan dan memutar tubuh dan kepala mereka pada waktunya dengan ritme yang serempak, berubah secara bergantian.

-

-

-

-

-

