Studi Baru Cisco, repost Majalah EKSEKUTIF Soal Ancaman Keamanan Siber di Indonesia

- Selasa, 28 Maret 2023 | 22:44 WIB

 Hanya 39% dari organisasi di Indonesia memiliki kesiapan di level ‘matang’ yang dibutuhkan dalam menghadapi risiko keamanan siber modern saat ini, menurut Cybersecurity Readiness Index Cisco pertama kalinya yang dirilis kemarin.

Indeks tersebut dikembangkan dengan latar belakang dunia hybrid pasca-COVID, di mana pengguna dan data harus diamankan dimanapun pekerjaan dilakukan.

Laporan tersebut menyoroti dimana bisnis berjalan dengan baik dan dimana kesenjangan kesiapan keamanan siber akan melebar jika bisnis global dan pemimpin keamanan tidak mengambil tindakan.

Organisasi-organisasi sudah beralih dari model operasional yang sebagian besar statis – dimana pekerja mengoperasikan pekerjaannya melalui satu perangkat dari satu lokasi, terhubung ke jaringan statis – ke dunia hybrid.

Di mana mereka semakin banyak bekerja menggunakan beberapa perangkat di lokasi yang berbeda, terhubung ke beberapa jaringan, mengakses aplikasi di cloud dan dalam perjalanan, dan menghasilkan jumlah besar data. Ini memberikan tantangan keamanan siber baru dan unik bagi perusahaan.

Cisco Cybersecurity Readiness Index: Resilience in a Hybrid World

Berjudul Cisco Cybersecurity Readiness Index: Resilience in a Hybrid World, laporan ini mengukur kesiapan perusahaan-perusahaan dalam menjaga daya tahan keamanan siber dalam menghadapi ancaman modern.

Indonesia berada di tingkat teratas di dunia dalam hal kematangan (39%), dengan kinerja jauh di atas rata-rata global 15% terkait kesiapan keamanan siber. Sekitar 28% perusahaan di Indonesia berada di tingkat Pemula atau Formatif.

Studi Baru Cisco: Hanya 39% Perusahaan yang Disurvei di Indonesia Yang Siap Menghadapi Ancaman Keamanan Siber

Pengukuran ini mencakup lima pilar utama yang membentuk garis dasar pertahanan yang dibutuhkan, yakni identitas, perangkat, jaringan, beban kerja aplikasi dan data, serta meliputi 19 solusi berbeda dalam pilar-pilar tersebut.

Double-blind survey yang dilakukan oleh pihak ketiga independen ini mengajukan pertanyaan ke 6.700 pemimpin keamanan siber sektor swasta di 27 negara untuk menunjukkan solusi mana yang sudah mereka terapkan dan tahap implementasinya.

Perusahaan-perusahaan yang disurvei kemudian dikelompokkan dalam empat tingkat kesiapan, yakni Pemula, Formatif, Progresif dan Matang.

  • Pemula (Skor keseluruhan kurang dari 10): Berada di tahap awal implementasi solusi
  • Formatif (Skor antara 11-44): Sudah berada di level implementasi tertentu, namun kinerja di bawah rata-rata kesiapan keamanan siber
  • Progresif (Skor antara 45 – 75): Tingkat implementasi dan kinerja yang cukup besar di atas rata-rata kesiapan keamanan siber
  • Matang (Nilai 76% dan lebih tinggi): Telah mencapai tingkat implementasi tingkat lanjut dan paling siap untuk mengatasi risiko keamanan

Indonesia berada di tingkat teratas di dunia dalam hal kematangan (39%), dengan kinerja jauh di atas rata-rata global 15% terkait kesiapan keamanan siber. Sekitar 28% perusahaan di Indonesia berada di tingkat Pemula atau Formatif.

Meskipun kondisi organisasi di Indonesia lebih baik dibandingkan rata-rata global, jumlahnya masih sangat rendah, mengingat risikonya.

Kesenjangan kesiapan ini terlihat jelas, karena 96% responden memperkirakan insiden keamanan siber akan mengganggu bisnis mereka dalam 12 hingga 24 bulan ke depan.

Halaman:

Editor: Jojo

Sumber: Majalah Eksekutif

Tags

Terkini

Apa Siapa Coach Petrus Soeganda, Klik Ini

Rabu, 7 Juni 2023 | 09:01 WIB

Apakah Anda Fobia Laba-Laba?

Senin, 5 Juni 2023 | 07:58 WIB

M.L Memilih Lingkungan

Senin, 5 Juni 2023 | 07:39 WIB

Biksu Menggendong Seorang Wanita, Klik Ini

Senin, 5 Juni 2023 | 07:31 WIB

BNN Menyatakan Perang Melawan Narkoba

Jumat, 2 Juni 2023 | 14:28 WIB
X